
SMP Negeri 2 Pengadegan Melaksanaan Hari Keempat IHT: Desain Pembelajaran
Hari ini, Kamis (6/1/2022), kegiatan IHT (In House Training) yang dilaksanakan di SMP Negeri 2 Pengadegan telah memasuki hari keempat. Fokus materi yang diambil pada kegiatan IHT kali ini adalah Desain Pembelajaran Terintegrasi Literasi, Numerasi, dan Karakter Profil Pelajar Pancasila, dengan Bapak Untung Sugiarto, S.Pd. sebagai pembicaranya. Seperti biasa, kegiatan In House Training mendapat atensi yang luar biasa dan tentunya disambut dengan sangat antusias oleh guru dan karyawan SMP Negeri 2 Pengadegan.
Bapak Untung Sugiarto, S.Pd. selaku pembicara menyampaikan materi dengan luwes dan mudah dimengerti. Pertama, beliau menjelaskan pentingnya bapak dan ibu guru menerapkan pembelajaran inovatif di abad 21. "Pembelajaran inovatif dari guru untuk siswa sangat penting diterapkan di abad 21 ini karena literasi, numerasi, teknologi, serta karakter pancasila (Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang maha Esa, dan berakhlak mulia; Kreatif; Bernalar kritis; Mandiri; Bergotong-royong; dan Berkebhinekaan global) perlu diaplikasikan dan ditingkatkan supaya generasi-generasi selanjutnya makin siap dalam menghadapi persaingan global sehingga terciptalah kemajuan bangsa dan lenyaplah ketertinggalan bangsa," demikian terangnya.
Kedua, beliau menyampaikan alur pelaksanaan pembelajaran inovatif, yaitu diawali dengan mendesain RPP yang di dalamnya mencakup literasi, numerasi, ICT, dan karakter profil pelajar pancasila, kemudian membuat video pembelajaran yang memunculkan pertanyaan kritis, dan terakhir adalah mengaplikasikannya dengan semangat dan penuh rasa optimisme. Dengan begitu, pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan bermakna sehingga mewujudkan siswa yang lebih kritis, kreatif, inovatif, dan berakhlak mulia.
Terakhir, beliau menyampaikan bahwa bapak dan ibu guru perlu memahami perubahan-perubahan yang terjadi, seperti perubahan regulasi, perubahan kurikulum, perubahan zaman, dan perubahan-perubahan lainnya terkait dengan bidang pendidikan supaya tidak terjadi pergerakan yang bersiklus statis yang dapat mengakibatkan awetnya pemikiran kuno. Dengan mobilisasi yang terarah, apa yang diinginkan pemerintah, para pendidik, peserta didik, dan masyarakat akan dapat tercapai dengan baik, tentunya selaras dengan tujuan pendidikan nasional.
(Eri Setiawan, S.Pd.)