
Kuatkan Karakter Pelajar Pancasila, SMP Negeri 2 Pengadegan Adakan IHT P5 di Hari Ketiga
Rabu (16/11/2022), kegiatan in house training (IHT) yang dilaksanakan di SMP Negeri 2 Pengadegan memasuki hari ketiga. Materi pada kegiatan IHT kali ini adalah Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dan Asesmen Pembelajaran sebagai tambahan. Pemateri pada hari ini adalah Bangun Pracoyo, S.Pd., M.Pd. Seperti biasa, kegiatan IHT mendapat atensi yang luar biasa dan tentunya disambut dengan sangat antusias oleh guru dan karyawan SMP Negeri 2 Pengadegan.
Bangun Pracoyo, S.Pd., M.Pd., mengatakan bahwa Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila sendiri merupakan kegiatan kokurikuler berbasis proyek yang dilaksanakan sesuai dengan tema-tema yang telah ditetapkan oleh Kemendikbudristek. Tema-tema tersebut diambil dari enam dimensi Profil Pelajar Pancasila, yaitu (1) Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang maha Esa, dan berakhlak mulia; (2) Kreatif; (3) Bernalar kritis; (4) Mandiri; (5) Bergotong-royong; dan (6) Berkebhinekaan global.
Dalam perkembangannya, SMP Negeri 2 Pengadegan telah menerapkan kegiatan P5 dengan cukup baik. Tema pertama yang telah cukup berhasil dilaksanakan adalah "Gaya Hidup Berkelanjutan" dengan topik "Sampahku, Kawan Baikku" yang berhasil menghasilkan pupuk kompos hasil kerja keras dan kerja kelompok peserta didik. Selanjutnya, untuk tema kedua yang mengambil topik tentang rempah-rempah tengah berjalan dan hampir berakhir.
Menanggapi hal itu, narasumber, Bapak Bangun Pracoyo, mengatakan bahwa pelaksanaan P5 di SMP Negeri 2 Pengadegan sudah berjalan cukup baik, tetapi masih cukup tergesa-gesa. "P5 di SMP Negeri 2 Pengadegan sudah cukup baik pelaksanannya, dibuktikan dengan adanya hasil yang bermanfaat, tetapi dalam prosesnya masih agak tergesa-gesa. Artinya, perlu penambahan kegiatan yang dapat membuat peserta didik lebih kena hatinya. Mengapa? Supaya benar-benar menjadi gaya hidup yang berkelanjutan. Peserta didik setelah ini dapat memanfaatkan sampah secara berkelanjutan, tidak hanya saat P5 saja," terang beliau, bersemangat.
Beliau juga mengatakan bahwa inovasi dalam Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila perlu diaplikasikan dengan sungguh-sungguh dan terprogram dengan baik supaya generasi-generasi selanjutnya makin siap dalam menghadapi persaingan global sehingga terciptalah kemajuan bangsa dan lenyaplah ketertinggalan bangsa. Menyambung hal itu, Bapak Bangun juga menegaskan bahwa tujuan, muatan, dan kegiatan pembelajaran proyek yang inovatif tidak harus dikaitkan dengan materi pelajaran intrakurikuler, tetapi tetap harus mengacu pada dimensi perkembangan Profil Pelajar Pancasila. Menurut beliau, P5 yang ada di dalam kurikulum merdeka tidak harus berdasarkan mata pelajaran terkait, yang terpenting adalah berinovasi, bergerak, dan
benar-benar mengena di hati peserta didik.
Pada materi yang kedua, beliau menyampaikan tentang asesmen pembelajaran yang digunakan dalam kurikulum merdeka saat ini. Adapun prinsip asesmen pembelajaran dalam kurikulum merdeka, yaitu asesmen merupakan bagian yang terpadu dalam sebuah pembelajaran. Artinya, asesmen tidak bisa dipisahkan dari proses pembelajaran. Kedua, asesmen dirancang dan dilakukan sesuai dengan fungsi asesmen tersebut, apakah sebagai umpan balik terhadap pembelajaran atau sebagai nilai rapor peserta didik. Ketiga, asesmen harus dirancang secara adil, proporsional, valid, dan dapat dipercaya. Keempat, asesemen pembelajaran bersifat sederhana dan harus informatif, yaitu dapat menggambarkan kondisi peserta didim setelah melaksanakan pembelajaran. Terakhir, hasil asesmen digunakan sebagai bahan refleksi guru dalam proses pembelajaran.
Reporter: Ade Rakhman Hakim, S.Pd.