Berita Sekolah


Calon Guru Penggerak Angkatan 6 Lakukan Pengimbasan di SMP Negeri 2 Pengadegan


Beberapa calon Guru Penggerak angkatan 6 Kabupaten Purbalingga mendapat kesempatan untuk melaksanakan pengimbasan di SMP Negeri 2 Pengadegan. Kegiatan yang dilaksanakan pada hari Selasa (11/4/2023) tersebut diikuti oleh seluruh guru SMP Negeri 2 Pengadegan. Sementara itu, calon Guru Penggerak, sekaligus narasumbernya, yakni Udik Wiyoko, S.Pd. SD., Sareh Siswo Setyo Wibowo, S.Pd.I., Azis Triyono, S.Pd.I., dan Hadi Santosa, S.Pd. Acara dibuka pukul 10.15–13.45 WIB oleh Fiki Meliawati Dewi , S.Pd., selaku moderator. Sambutan dipimpin oleh Fitriani Tri Rahayu, S.Pd., kepala SMP Negeri 2 Pengadegan. Dalam sambutannya, beliau sangat mengapresiasi kegiatan tersebut karena sangat bermanfaat baik bagi calon Guru Penggerak juga bagi rekan sejawat di SMP Negeri 2 Pengadegan.

Program Pendidikan Guru Penggerak (PGP) merupakan kegiatan pengembangan profesi melalui pelatihan dan pendampingan yang berfokus pada kepemimpinan pembelajaran agar mampu mendorong tumbuh kembang peserta didik secara holistik, aktif dan proaktif dalam mengembangkan pendidik lainya untuk mengimplementasikan pembelajaran yang berpusat kepada peserta didik, serta menjadi teladan dan transformasi ekosistem pendidikan untuk mewujudkan profil pelajar Pancasila, yakni peserta didik yang beriman dan berakhlak mulia, kreatif, gotong royong, berkebinekaan global, bernalar kritis, dan mandiri. 

Narasumber pertama, yaitu Udik Wiyoko, S.Pd. SD, dengan materi Pembelajaran Berdiferensial. Tugas kita sebagai guru adalah menyediakan lingkungan belajar yang memungkinkan setiap peserta didik untuk dapat  tumbuh dan berkembang secara sesuai dengan kodratnya masing-masing, dan memastikan bahwa prosesnya, peserta didik merasa selamat dan berbahagia. Pembelajaran Berdiferensial adalah usaha guru untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu peserta didik. Di materi pembelajaran berdiferensiasi Bapak Udik Wiyoko, S. Pd. SD, mempraktikkan contoh pembelajaran perkembangan alat komunikasi modern dan tradisional sesuai dengan gaya belajarnya yaitu visual, auditori, dan kinestetik. Dalam materi ini  membuat kelompok untuk memenuhi kebutuhan belajar peserta didik dan membantu mencapai hasil belajar optimal menentukan strategi pembelajaran diferensiasi yaitu diferensiasi konten, diferensiasi proses, diferensiasi produk.

Narasumber kedua, yaitu Azis Triyono, S.Pd.I., dengan membawakan materi Budaya Positif. Seperti yang kita ketahui bahwa tujuan pelaksanaan pendidikan di sekolah yaitu untuk membentuk siswa Indonesia menjadi generasi yang berpendidikan, cerdas, dan berkarakter. Untuk mewujudkan hal tersebut, maka dilaksanakan kegiatan pembelajaran di sekolah dan pembiasaan atau proses yang baik. Proses pembiasaan tersebut dikenal dengan budaya atau pembudayaan. Untuk membentuk siswa yang berprestasi dan berkarakter baik, maka sekolah perlu membangun dispilin positif di lingkungan sekolah. Disiplin positif adalah menanamkan motivasi yang ketiga pada peserta didik kita yaitu untuk menjadi orang yang mereka iginkan dan menghargai diri sendiri dengan nilai-nilai yang mereka percaya.

Dalam materi budaya Positif, Azis Triyono, S.Pd.I. menjelaskan tentang keyakinan kelas. Keyakinan kelas adalah salah satu disiplin posistif yang bisa kita terapkan dalam membangun budaya positif di sekolah. Dengan adanya keyakinan kelas di setiap kelas diharapkan dapat mewujudkan tujuan pendidikan yang berorientasi kepada Profil Pelajar Pancasila. Bapak Azis melakukan sebuah permainan kemudian yang salah untuk mempraktikan sebuah teks dialog percakapan tentang seorang murid yang tidak mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka. Guru yang ditunjuk, yaitu Elin Nurantiti, S.Ag. sebagai guru dan Indri Sri Suryani, S.Pd. sebagai murid. Cara mengatasi murid yang susah diatur dan anak hiperaktif dalam kelas adalah dengan memberikan peringatan secara nonverbal dan lembut. Seorang guru tidak perlu marah dalam cara mengatasi anak yang terlalu nakal atau hiperaktif. Guru bisa mengingatkan dengan kesepakatan yang sudah dibuat dan di sepakati bersama dengan peserta didik.  Misalkan, jika tidak mengerjakan tugas dan tidak mengikuti kegiatan ekstrakurikuler akan diberikan sanksi tertentu.

Narasumber ketiga yaitu Bapak Sareh Siswo Setyo Wibowo, S.Pd.I., dengan materi Pembelajaran Sosial Emosional. Melalui pembelajaran sosial dan emosional ini, murid diajak untuk menyadari, melihat, mendengarkan, merasakan, mengalami sejumlah pengalaman yang dapat mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap positif yang bisa menjadi jembatan suksesnya murid di masa yang akan datang. Pembelajaran Sosial Emosional adalah pembelajaran kolaboratif yang melibatkan seluruh pihak terkait yang bertujuan untuk melatih kemampuan peserta didik agar dapat memahami, mengolah, dan mengekspresikan aspek sosial dan emosional pada diri peserta didik agar sukses melakukan dalam melakukan berbagai macam aktivitas hidup seperti belajar, membangun hubungan, menyelesaikan masalah sehari-hari, dan beradaptasi terhadap berbagai macam tuntutan perubahan dan perkembangan. Dalam materi ketiga ini, Sareh Siswo Setyo Wibowo, S.Pd.I., menunjuk salah satu guru SMP Negeri 2 Pengadegan, yaitu Ade Rakhman Hakim, S.Pd. sebagai calon guru penggerak mempraktikkan penerapan langkah dalam penerapan PSE dengan teknik STOP.

Narasumber keempat, yaitu Hadi Santosa, S.Pd., dengan materi Praktik Pemetaan Aset. Sebagian satuan pendidikan masih belum dapat mengembangkan dirinya. Hal ini disebabkan oleh fokus sekolah yang rata-rata hanya pada bantuan yang diberikan oleh pemerintah saja, sedangkan aset yang ada di sekolah tidak dimanfaatkan. Maka dari itu, kita selaku pendidik, hendaklah dapat mengembangkan sekolah dengan aset yang ada karena sekolah sebagai sebuah institusi  perlu mengembangkan diri untuk menjadi tempat peserta didik dan warga sekolah berkreasi dan berkontribusi. Untuk mencapai hal di atas, diperlukan ekosistem sekolah yang mendukung. Sekolah harus diciptakan sedemikian rupa sehingga menjadi motivasi bagi seluruh warga sekolah untuk dapat berkontribusi. Mulai dari kepala sekolah, guru, Staf Tu, dan peserta didik haruslah mengembangkan potensi yang ada dan yang dimiliki sekolah. Hal inilah yang sepatutnya kita sebagai seorang guru penggerak harus dapat mengembangkannya sesuai dengan keadaan lingkungan sekolah. Dalam materi yang terakhir ini, Bapak Hadi memberikan sticky notes untuk diisi setiap kelompok, yaitu menentukan contoh tujuh aset sumber daya berdasarkan modal manusia, modal sosial, modal, fisik, modal lingkungan alam, modal politik, modal finansial, serta modal agama dan budaya. 

Dengan adanya guru penggerak mampu menggerakan komunitas belajar bagi rekan guru di sekolah, menjadi pengajar praktik bagi rekan guru lain terkait pengembangan pembelajaran di sekolah, membuka ruang diskusi. Harapannya dengan kegiatan pengimbasan calon guru penggerak ini dengan baik sehingga memberi motivasi kepada rekan guru untuk bersinergi dan berkolaborasi membagun paradigma baru menuju pendidikan maju.

Reporter: Arlingga Riza Damayanti, S.Pd.

PENCARIAN


PROFIL SEKOLAH


PROFIL SEKOLAH

KONTAK


Alamat :

Jl. Raya Bedagas, Pengadegan

Website :

smpn2pengadegan.sch.id

Media Sosial :

KALENDER


September 2025

Mg Sn Sl Rb Km Jm Sb
1 2 3 4 5 6
7 8 9 10 11 12 13
14 15 16 17 18 19 20
21 22 23 24 25 26 27
28 29 30