SMP Negeri 2 Pengadagan mengikuti kegiatan "Orientasi Pelatihan Pembina PMR" selama tiga hari, Kamis–Sabtu (30/11/2023–2/12/2023). Penyelenggara kegiatan tersebut adalah Palang Merah Indonesia Kabupaten Purbalingga. SMP Negeri 2 Pengadegan mengirimkan satu guru untuk mengikuti kegiatan tersebut, yaitu Tri Daryati, S.E. selaku koordinator UKS (Usaha Kesehatan Sekolah) sekaligus pembina ekstrakurikuler PMR. Tujuan umum dari kegiatan tersebut tidak lain adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pembina PMR mengenai gerakan kepalangmerahan, manajemen PMR di sekolah, program-program UKS, praktik-praktik penanganan kesehatan di sekolah, dan lain sebagainya.

Bertempat di Pendopo Dipokusumo Kabupaten Purbalingga, hari pertama diawali dengan materi "Pengenalan Gerakan Kepalangmerahan" oleh drg. Hanung Wikantono, M.P.P.M. Dalam ceramahnya beliau memaparkan tentang sejarah, prinsip, tingkatan, hak dan kewajiban, serta fungsi gerakan kepalangmerahan. Mengenai prinsip PMR, beliau mengatakan ada tujuh prinsip. "Prinsip PMR ada tujuh, yaitu kemanusiaan, kesamaan, kenetralan, kemandirian, kesukarelaan, kesatuan, dan kesemestaan," sebutnya.

Beliau juga memaparkan satu persatu prinsip tersebut. Selain itu, beliau juga mengimbau para peserta untuk suka rela mengikuti program donor darah supaya lebih banyak orang-rang yang tertolong. Setelah selesai, materi dilanjutkan dengan pengenalan sekaligus menyanyikan mars PMI, himne PMI, dan mars Bakti Remaja yang dipandu oleh Bapak Prawoto Adi. Mengakhiri kegiatan hari pertama, para peserta diarahkan untuk ikut donor darah.

Bertempat di OR. Graha Adiguna Kabupaten Purbalingga, hari kedua pelatihan diawali dengan materi "Perawatan Keluarga" oleh Bapak Tryan Adi Nugroho. Menurutnya, perawatan keluarga merupakan perawatan yang dilakukan oleh anggota keluarga itu sendiri dengan menggunakan alat-alat yang ada di lingkungan keluarga itu dan sederhana tetapi hasilnya memuaskan. Beliau juga memaparkan tentang latar belakang adanya perawatan keluarga, prinsip perawatan keluarga, sikap dan perilaku dalam perawatan keluarga, dan lain sebagainya.

Setelah itu, dilanjutkan dengan materi "Pendidikan Remaja Sebaya" oleh Bapak Uji. Menurutnya, Pendidikan Remaja Sebaya (PRS) adalah penjabaran dari rasa kesetiakawanan dan perasaan senasib sepenanggungan. Pendidikan Remaja Sebaya (PRS) merupakan  bukti bahwa seorang teman adalah teman sejati. Memberikan nasihat tentang kesehatan kepada teman, menolong teman ketika sakit, mencegah adanya perbuatan yang menimbulkan rasa sakit, dan lain sebagainya. "Antarremaja, PRS sebenarnya sudah mereka miliki. Hanya, sebagai orang tua atau guru, kita harus sering menasihati pentingnya memberikan kasih sayang kepada teman, termasuk dalam hal kesehatan, supaya muncul generasi-genarasi yang benar-benar menerapkan kepedulian dan rasa cinta," tuturnya. 

Setelah selesai, dilanjutkan dengan materi "Pertolongan Pertama" oleh Bapak Kukuh Cahya dan "Ayo Siaga Bencana" oleh Bapak Wahidin Suparjo. Intinya, Bapak Kukuh memaparkan tentang bagaimana sikap dan perilaku kita dengan benar kepada sesama ketika terjadi suatu musibah atau peristiwa yang mengharuskan kita untuk memberikan pertolongan pertama sebelum mendapat penanganan lebih lanjut. Sementara itu, Bapak Wahidin memaparkan tentang sikap dan perilaku kita mengenai pencegahan dan kesiapsiagaan kita dalam menghadapi bencana yang sewaktu-waktu bisa terjadi. 

Bertempat di Pendopo Dipokusumo Kabupaten Purbalingga, pelatihan hari terakhir diawali dengan materi "Manajemen Pembinaan PMR" oleh Bapak Imam Karseno. Beliau memaparkan tentang beberapa manajemen pembinaan PMR, seperti perekrutan pengurus, pelatihan, tri bakti PMR, pengakuan dan penghargaan, jejaring dan kerja sama, hingga pemantauan dan evaluasi. Semua hal itu dijelaskan oleh beliau dengan detail dan lengkap. Setelah selesai, kegiatan dilanjutkan dengan simulasi dan pembuatan yel-yel gerakan kepalangmerahan yang dipandu oleh Bapak Ruli dan Bapak Ginanjar.

Kegiatan berakhir tepat waktu. Peserta kegiatan tampak bahagia karena telah mendapat ilmu-ilmu baru yang tentunya sangat bermanfaat. Harapannya, pelatihan selama tiga hari tersebut dapat diterapkan di sekolah, khususnya berkaitan dengan kepalangmerahan serta kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan manajemen PMR dan UKS. 

Reporter: Eri Setiawan, S.Pd.