Program Sekolah Penggerak Angkatan 3 tahun 2023 memasuki lokakarya keempat yang mengusung tema "Disiplin Positif". Bertempat di aula SMA Negeri 2 Purbalingga, kegiatan lokakarya dimulai pukul 08.00 hingga 15.15 pada Sabtu (16/12/2023). SMP Negeri 2 Pengadegan kembali mendelegasikan perwakilan komite pembelajaran yang terdiri atas Wasis Sudiantoro, M.Pd., selaku pengawas pembina, Fitriani Tri Rahayu, S.Pd., selaku Kepala SMP Negeri 2 Pengadegan, Mutiasari, S.Pd., selaku guru mata pelajaran, dan Eri Setiawan, S.Pd., selaku guru BK.

Seperti biasa, alur kegiatan lokakarya menerapkan istilah Merrdeka, yaitu Mulai dari Diri, Eksplorasi Konsep, Ruang Kolaborasi, Refleksi Terbimbing, Demonstrasi Kontekstual, Elaborasi Pemahaman, Koneksi Antarmateri, dan Aksi Nyata. Bapak Jarot Susilo dan Ibu Kusriningsih sebagai fasilitator sekolah penggerak untuk 11 SMP di Kabupaten Purbalingga memandu jalannya kegiatan dengan santai dan serius, sesuai alokasi waktu, dan berpusat pada peserta lokakarya sehingga kegiatan berjalan interaktif dan semua peserta juga aktif berpartisipasi dalam setiap kegiatan.

Berpusat pada materi Disiplin Positif, fasilitator menjelaskan teori Disiplin Positif dengan sangat baik dari pengertian, fenomena yang terjadi, hukuman dan konsekuensi, penghargaan, keyakinan kelas, nilai kebajikan, lima posisi kontrol, segitiga restitusi, dan lain sebagainya. Sementara itu, pada setiap sesi para peserta mengikutinya dengan antusias. Para peserta aktif bertanya maupun menanggapi tayangan-tayangan materi. Selain itu, setiap lembar kerja atau tugas yang diberikan oleh fasilitator juga dikerjakan dengan baik, entah yang secara individu maupun kelompok. Tak ketinggalan, setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya, lantas kelompok lain menanggapi dengan positif.

"Selama ini, mungkin kita telah keliru dalam menangani kasus-kasus siswa. Kita selalu menjadi penghukum bagi mereka. Mungkin mereka akan jera, tetapi kebencian juga bisa saja membekas dalam hatinya dan memengaruhi perilakunya secara jangka panjang. Harusnya, kita tidak memberikan hukuman, yang justru seringnya tidak ada hubungannya dengan kesalahannya, tetapi berilah konsekuensi terhadap siswa yang melanggar aturan. Konsekuensi lebih bermakna daripada sekadar hukuman karena konsekuensi ada hubungannya dengan apa yang telah dilakukan," ujar Mutiasari saat diwawancarai.

Sebelum mengakhiri kegiatan, fasilitator memberikan tugas kepada para peserta untuk membuat rancangan aksi nyata tentang

Disiplin Positif, khususnya tentang keyakinan kelas. Rencana aksi nyata tersebut nantinya wajib dilaksanakan sebagai tindak lanjut dari kegiatan lokakarya hari ini. 

Reporter: Eri Setiawan, S.Pd.